Kamis, 31 Mei 2012

R (-4)

Masih Medan 2011

Waktu terasa cepat berlalu untukku, mungkin karena keseharianku yang selalu begitu. Aku memang punya sesuatu yang agak menonjol, tapi "drop" yang terlalu berat. Disaat teman-teman punya hal dan suasana lain.
Aku tidak boleh mengeluh, itu tidak bagus, karena tidak mensyukuri apa yang kudapat selama ini. TV dan PlayStation, takkan ku lupa dirimu, dua sahabat terbaikku yang tak pernah mengeluh. Ada saat kapan saja kita mau, salut ku untukmu. Apalagi kalo di ada OVJ atau Spongebob, si petak yang lucu, menemani dan menghapus rasa sedihku. Si bintang yang membuat otakku tak sendiri, melatihku berfikir. Ada satu lagi sahabat yang ku lupa, si Net, kecanggihan yang tiada terkira. Aku bisa melihat bagaimana perkembangan dunia ini, klubku atau teman-temanku, sebagai penghibur dan untuk memacu lebih baik daripada mereka.
Terkadang kesendirian itu menyenangkan, tidak tergantung oleh orang lain atau tidak mendengar kritik lagi. Meski itu memang perlu, keegoisan juga diperlukan. Untuk memuaskan diri sendiri dan menghilangkan kepenatan. Tapi kesendirian menimbulkan kebosanan, jika tak ada teman, ketiga sahabat cadangankulah yang menemani. Dua lagi wahai yan sedang kupegang, pensil dan buku.
Tak terasa telah sejauh ini, awalnya aku malas melakukannya. Aku juga pernah menulis lagu/puisi dan cerpen. Cerpennya sih makin lama makin nyasar, jadi ku buang ke kolam. Tapi aku menyesal juga, tulisan pertamaku seharusnya jadi sejarah. Yang lebih parah adalah lagu-lagu ini (lebih pantas disebut puisi), seharusnya sudah bisa jadi 2 album. ku buang juga akhirnya. Maaafkan aku telah kasar kapada saudaramu wahai pensil dan buku ! Terkadang kita harus atau tidak sengaja memilih pilihan yang salah untuk mencapai sesuatu, berani beresiko demi kesuksesan. Pertama saya harus rajin belajar karena UN. Kedua waktupun terkuras, padahal bisa digunakan untuk yang lebih baik. Saya yakin tidak semua pilihan yang benar membawa kita sampai pada saat ini, ada banyak kesalahan yang kita sadari dan kita tak sadari. Semua itulah yang lebih berperan pada diri kita. Supaya kita bisa siap, jika nanti sesuatu tak berjalan sesuai rencan kita. Plan B, perbaiki atau pasrah (jangan!!).
Pilihan pertama memang lebih baik, saya yakin semua akan memilihnya. Terkadang pilihan kedua tidak begitu buruk.
Ooo,, aku lupa, aku sudah tak membahas R lagi. Rezeki atau resiko. Keduanya sama. Rezeki adalah resiko yang baik dan resiko adalah rezeki yang buruk. Jalan tengah yang harus dipikirkan,, bukan begitu???

(Ku tulis ini,, saat aku teringat hampir 1 tahun mengalami masa2 sulit/pencarian jati diri/kesepian)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar